9: Sesudah Ribuan Tahun Kau Pergi



Sesudah Ribuan Tahun Kau Pergi
(Mengenang Junjungan Nabi s.a.w.)

Wajahmu tampan seperti bulan
akhlakmu sopan indah menawan
cantik berseri bak mentari terbit pagi
seorang Nabi yang manis budi pekerti.

Saat diputerakan, terlalu banyak keajaiban
bukti kebenaran kau memang utusan Tuhan
keluar cahaya menerangi istana Syam
dan api sembahan orang Majusi terpadam
lengkungan gerbang istana Kisra jatuh
dan gereja di Bahiirah Saawah runtuh.

Engkau pernah dibawa berjalan
terlalu hampir di depan Tuhan
engkau sempat bertemu Musa
merentas pintu langit yang dibuka.

Pengorbananmu tidak terungkap dengan kata-kata
perjuanganmu tidak tertulis dengan pena
teringat dirimu dihina, dilempar dengan uri unta
dan hatimu yang sedih ditinggal isteri tercinta.

Wafatmu saat matahari sudah mula meninggi
meninggalkan umat, sahabat dan beberapa isteri
tidak terhingga sedih dan pilu yang menyelubungi
sempurnalah Islam ini, dan selamat tinggal wahai Nabi!

Kini, sesudah ribuan tahun kau pergi
aku masih pilu mengenangmu yang diracuni
kuucapkan salam ini wahai Nabi
sejahteralah kau di sisi Ilahi.

Kupegang katamu wahai pesuruh Allah buat meneruskan dakwah,
“Tidak akan sesat selamanya yang berpegang dengan kitab Allah.”

Salman Sulaiman
Teratak Seni, Machang.
23 Mac/5 – 6 Mei 2009.

1 komen:

FARAHNYEMAHMULYA said...

indah dan damai, membacanya.

Blog Widget by LinkWithin
top